"Wuhan Ibarat Anak Dengan Luka Parah, Sedang Berusaha Sembuh Secara Perlahan"
Tiap tahun, pada 25 Agustus, China rayakan Festival Qixi, yang sama dengan Hari Valentine. Berakar pada romansa mistis di antara gadis gembala sapi serta penenun, waktu itu romansa bermekaran serta beberapa kekasih sama-sama berganti pernak-pernik mahal.
Gambar hati dilukis di jendela; balon warna hitam, putih serta emas memberi sentuhan glamor plus selingan untuk anak tujuh tahun, Niu Niu. Kue banyak diberi kelopak mawar. Ini ialah waktu untuk refleksi serta mengucapkan syukur.
"Saya dahulu memikir jika pulang ke rumah sesudah kerja serta merengkuh putra saya ialah hal yang normal," kata Ding pada TIME, diambil Jumat (4/9).
"Tetapi saat saya sakit kronis, itu jadi hal yang sangat mengagumkan dalam kehidupan saya."
Epidemi virus corona semakin makin tambah meluas ke tiap benua dengan 25 juta masalah di penjuru dunia. Pada Kamis, India cetak rekor dunia untuk infeksi harian dengan 83.883 masalah baru. Tetapi di China, tempat virus corona baru pertama-tama tertera di pasar basah Wuhan, epidemi itu mulai berasa seperti kabar lama. Pada Rabu, negara terpadat di dunia memberikan laporan cuma 11 masalah baru, semua adalah masalah import.
Di Wuhan, kota dengan penduduk 11 juta jiwa yang digembok semasa 76 hari semenjak 23 Januari saat beberapa petinggi berupaya keras meredam penebaran penyakit ini, perkembangan sikap ini melegakan. Jalan raya sudah normal kembali.
Serta cinta mengudara. Di Fatty Fatty Crawfish Restaurant, pasangan sama-sama memandang mesra. Di luar, kekasih muda berdesakan di bilik karaoke serta melihat-lihat perhiasan di pasar malam yang padat.
"Di waktu dulu, saya ingin berpisah dari suami saya setiap waktu kami ribut," kata Ding.
"Tetapi sesudah saya pulang dari rumah sakit, saya katakan ke suami saya apa saja yang berlangsung di hari esok, saya tidak akan menyentuh perpisahan lagi."
Tetapi Wuhan masih jadi tempat yang resah serta bertentangan, putus harapan bagaimana buang masa lalu jelek yang tidak bisa dilalaikan. Di pestanya, antara bercengkerama dengan rekan-rekan dari balik kacamata hitam humor merah muda, Ding pastikan untuk menyemprot wadah makanan dengan cairan pembersi.
Di lobi gedung, mesin penjual automatis yang didukung oleh konglomerat AS 3M jual masker, pencuci tangan, tisu antiseptik, serta serba-serbi epidemi yang lain. Sesudah kebangkitan singkat epidemi pada Mei, limitasi diresmikan kembali lagi, serta tiap masyarakat Wuhan diuji tiap dua minggu.
"Wuhan ialah anak yang terluka kronis, masih berupaya pulih dengan perlahan-lahan," kata Ding.
Produksi pabrik, pemasaran eceran serta export di Wuhan masih turun tajam dari tahun ke tahun. Banyak toko serta usaha tutup, belum pernah membuka kembali lagi. Aksi rangsangan termasuk juga USD 73 juta dalam voucer berbelanja, dan kemudahan pajak serta pembayaran tunai ke sejumlah rumah tangga. Zone perdagangan bebas sedang diperlebar untuk tingkatkan investasi.
Tapi pemulihan Wuhan jadi pergumulan propaganda. Sesaat Presiden Trump memakai frasa memiliki nuansa rasial seperti "Virus Wuhan" serta "Kung Flu" untuk memvisualisasikan epidemi, petinggi China sudah manfaatkan kebangkitan kota itu untuk pembenaran skema politik otokratis negara itu. (Ini berlangsung serta saat beberapa famili korban Covid-19 menuntut pemerintah ditempat sebab dipandang lambat menyikapi kritis).
Beberapa foto beberapa ribu anak muda yang berdesakan di acara pesta biliar di Wuhan jadi trending pada tengah Agustus. Beberapa orang di AS menduga acara pesta pora mereka tidak peka mengingat jumlah kematian yang bertambah dalam tempat lain.
Olivier Hervet, salah satunya pendiri Galeri Seni HdM di Beijing, diundang ke pameran dagang di Wuhan pada tengah Agustus, ia benar-benar ingin memperlihatkan suport untuk pemulihan kota. Tapi sesudah datang, masyarakat negara Prancis itu menjelaskan jika ia diterima dengan kritikan serta hujatan mengenai norma kerja orang Eropa yang bertambah rendah dibanding sama orang Cina.
"Beberapa orang lokal saat ini memperlihatkan rasa keberanian yang mengagumkan sesudah mengalahkan virus waktu Barat mulai kalut," tuturnya.
Tapi cuma waktu yang akan tentukan apa akan ada semakin banyak permasalahan di muka. Sumber epidemi belum juga dipastikan, walau tesis sekarang ini yakni virus melonjak dari hewan tidak diketahui ke manusia yang tersambung ke Pasar Makanan Laut Huanan Wuhan, yang diketahui simpan beberapa spesies eksotis.
Pasar itu masih tutup ini hari, tapi di semua kota TIME lihat kios-kios di tepi jalan yang jual daging yang disembelih bersama-sama udang karang hidup, belut, serta katak besar berdenyut.
"China benar-benar kuat," Ding mengusung pundak.
"Saya mengucapkan syukur ada di China (semasa epidemi). Kalau saya terjangkiti virus di negara lain, saya kemungkinan tidak hidup ini hari."
